Tema kali ini hanyalah sebagai ringkasan dari beberapa pembahasan yang telah lalu dari pernyataan para imam. Dalam hal ini adalah empat imam madzhab, al-Imam Abu Hanifah, al-Imam Malik, al-Imam asy-Syafi’i, dan al-Imam Ahmad rahimahumullah. Semua yang kami bawakan pada judul kali ini telah kami sampaikan pada judul-judul sebelumnya. Meskipun telah kami bawakan tidak ada salahnya untuk sekadar mengulang sebagai pengingat karena peringatan akan memberikan manfaat bagi mereka yang beriman.

Terlebih lagi permasalahan yang dijelaskan oleh imam-imam kita ini adalah salah satu prinsip dan keyakinan ahlussunnah wal jama’ah di sepanjang masa dan di seluruh negeri. Wallahu a’lam bishshawab.

 

Pernyataan Imam Abu Hanifah rahimahullah

أَصْلُ عَقِيدَةِ الشِّيعَةِ: تَضْلِيلُ الصَّحَابَةِ، رِضْوَانُ الله تعالى عَلَيْهِمِ

Landasan akidah Syi’ah adalah menyesatkan para sahabat ridhwanullah ‘alaihim.

Pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Abu Hanifah rahimahullah.

 

Pernyataan Imam Malik bin Anas rahimahullah

Kemudian al-Imam Malik berkata: “Barang siapa yang ada pada hatinya kedengkian (benci ataupun marah-pen) terhadap para sahabat Muhammad ‘alaihissalam maka ayat ini (surat al-fath ayat 29-pen) telah mengenainya.” (as-Sunnah karya al-Khallal no. 765 versi al-Maktabah asy-Syamilah)

 

Pernyataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah

لَمْ أَرَ أَحَداً مِنْ أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ أَشْهَدُ بِالزُّورِ مِنَ الرَّافِضَةِ

Aku belum pernah melihat suatu kaum yang paling berani bersaksi dengan kedustaan melebihi Rafidhah.

Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’.

 

Pernyataan Imam Ahmad rahimahullah

Siapakah Rafidhah itu?

Al-Imam Ahmad menjawab:

الَّذِي يَشْتُمُ وَيَسُبُّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ رَحِمَهُمَا الله

Orang yang mencela Abu Bakar dan Umar rahimahumallah. (as-Sunnah karya al-khallal: 787)

مَنْ شَتَمَ أَخَافُ عَلَيْهِ الْكُفْرَ مِثْلُ الرَّوَافِضِ ، ثم قال : مَنْ شَتَمَ أَصْحَابَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم لَا نَأْمَنُ أَنْ يَكُونَ قَدْ مَرَقَ عَنِ الدِّينِ

Barang siapa yang mencela (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka aku aku mengkhawatirkan kekafiran padanya seperti kalangan Rafidhah. Kemudian berkata lagi: Barang siapa yang mencela sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kita khawatirkan ia telah keluar dari agama. (as-Sunnah karya al-Khallal: 790)

Pernah disampaikan kepada al-Imam Ahmad tentang orang yang mencela Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, maka beliau menjawab:

هذه زَنْدَقَة

Ini adalah zindiq. (as-Sunnah karya al-Khallal: 791)

Kemudian al-Khallal mendengar langsung dari Abdullah bin Ahmad bin Hambal:

“Aku bertanya kepada ayahku tentang orang yang mencela salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau (al-Imam Ahmad) menjawab:

مَا أَرَاهُ عَلَى الْإِسْلَامِ

Aku memandangnya tidak di atas Islam. (as-Sunnah karya al-Khallal: 792)

Al-Imam Ahmad mengatakan:

مَنْ تنقص أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم فَلَا يَنْطَوِي إِلَّا عَلَى بَلِيَّة ، وَلَهُ خَبِيئَةُ سُوءٍ ، إِذَا قَصَدَ إِلَى خَيْرِ النَّاسِ ، وَهُمْ أَصْحَابُ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم

Barang siapa yang merendahkan salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka tidaklah ia akan terguling kecuali di atas musibah (kesulitan dan kesempitan). Dan ada padanya sesuatu keburukan yang tersembunyi, yaitu ketika yang ia tuju (dengan celaanya itu-pen) adalah orang-orang terbaik, yaitu mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (as-Sunnah karya al-Khallal: 763)